Rabu, 05 Agustus 2015

Catatan : Arrivederci El Tractor (Javier Jaz!




Waktu berjalan begitu cepatnya, setelah Paolo Maldini dan Alessandro Del Piero, kini Italia Serie A harus kembali kehilangan salah satu ikonnya, Javier Adelmar Zanetti.

Setiap klub besar pasti memiliki seorang ikon. Pemain yang jadi panutan, memiliki pengaruh kuat, dan jadi simbol tim selama bertahun-tahun lamanya. Menilik sejarah dan kebiasaan sebuah klub, Italia Serie A pantas disebut sebagai gudangnya para ikon.

Adalah tragedi tatkala dalam dekade terakhir seorang Paolo Maldini yang begitu dipuja Milanisti memutuskan pensiun pada 2009 lalu. Pun halnya dengan Alessandro Del Piero yang akhirnya harus meninggalkan Juventus dua tahun lalu, setelah membela panji kebesaran hitam-putih selama 19 musim. Kini nuansa yang sama bakal segera dirasakan oleh para Interisti dan para pecinta Calcio sejati kala harus melepas kepergian simbol FC Internazionale, Javier Adelmar Zanetti.

Ya, lilitan cedera dan faktor usia akhirnya mengalahkan hasrat Zanetti untuk terus menghibur publik dunia melalui olahan bola di atas lapangan. Selasa (6/5), pria Argentina ini resmi memutuskan bahwa 2013/14 menjadi musim terakhirnya di Inter sekaligus sebagai pesepakbola profesional.

Jabatan direktur olahraga La Beneamata sudah disediakan manajemen klub untuknya pasca gantung sepatu. Sehingga duel berkelas menghadapi Lazio akhir pekan ini, bakal jadi momen perpisahan emosional Zanetti di Giuseppe Meazza.

Seperti diketahui sebelumnya, Inter tidak akan memainkan pertandingan penutup musim di Meazza. Karenanya perpisahan sang kapten dengan publik stadion kebesaran bakal dilakukan sepekan lebih cepat.







Zanetti jadi pembelian pertama Massimo Moratti dalam dinasti kepemimpinannya di Inter


Lahir pada 10 agustus 1973 di Dock Sud, Buenos Aires, Argentina, bakat Zanetti kecil sempat ditolak akademi klub mapan Negeri Tango, Independiente. Tak mau patah arang menjadi pesepakbola profesional, ia kemudian bergabung ke klub divisi dua Argentina, Talleres de Escalada, pada musim 1992/93.

Di usianya yang kala itu masih 19 tahun, kualitas Zanetti meningkat pesat karena bermain sebanyak 33 kali semusim plus jadi anggota tetap Timnas Argentina U-20. Klub papan atas Argentina kala itu, Banfield, kemudian kepincut untuk meminang sang bocah yang akhirnya terlaksana pada 1993.

Cukup dua musim dengan performa yang ciamik dari 66 kali partisipasinya, Zanetti akhirnya sukses mendapatkan tiket ke Eropa melalui FC Internazionale pada musim panas 1995/96. Uniknya transfer itu jadi transaksi pertama kepemimpinan presiden legendaris Inter, Massimo Moratti.

"Awalnya saya menyaksikan partai Timnas Argentina U-20 untuk meyakinkan diri merekrut Ariel Ortega. Anehnya, saya malah lebih tertarik dengan pemain lain yang bermain di posisi fullback, ia melakukan hal yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Kami pun berpindah halauan dan memutuskan untuk memboyong sang bek," tutur Morratti mengenang pembelian Zanetti.

Satu keputusan yang tepat, karena di Inter El Tractor memulai cerita indahnya sebagai pesepakbola sekaligus menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh Interisti sejati.