HARTA KARUN DI PERAIRAN INDONESIA BISA LUNASI UTANG NEGARA

-

-

Perairan Nusantara ternyata dipenuhi oleh tumpukan harta karun bernilai sangat tinggi yang berasal dari kapal-kapal kuno yang tenggelam. Lokasi harta karun tersebut bukan hanya ratusan titik seperti yang diketahui publik saat ini, tetapi mencapai puluhan ribu titik. Nilai harta karun yang sebagian besar masih terpendam dalam laut tersebut sangat tinggi, bahkan lebih besar dari nilai utang negara kita yang mencapai lebih dari Rp 1.600 triliun.

-

Menurut Doardo Pakpahan, Koordinator perizinan dan administrasi panitia nasional Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), di perairan nusantara ada puluhan ribu titik yang diperkirakan terdapat Benda Muatan Kapal Tenggelam. Namun dari puluhan ribu titik tersebut yang sudah disurvey dan diteliti baru sekitar 463 titik.

-

Dijelaskan Doardo, dari sekitar 463 titik lokasi yang diduga terdapat harta karun dari kapal-kapal yang karam (berdasarkan catatan resmi dari Badan Riset Departemen Kelautan dan Perikanan, 463 kapal kuno yang karam tersebut sekitar tahun 1508-1878), baru 10 titik yang sudah dilakukan pengangkatan secara legal.

-

Kesepuluh titik tersebut antara lain berada di perairan Blanakan (Subang), perairan Buaya wreck (Batam), perairan Karang Cina (Pulau Seribu), perairan Intan Cargo Selat Gelasa (Bangka Belitung), perairan Cirebon, Teluk Sumpat (Tanjung Pinang), Karang Heliputan (Tanjung Pinang), Karawang, Belitung Timur dan Jepara. (Sumber: Pikiran Rakyat).

-

Titik Persebaran Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam di Indonesia

-

-

-

KAPAL LAYAR VOC

-

-

Dari informasi sejarawan China menyebutkan, dari abad X sampai XX, sekitar 30 ribu kapal China yang berlayar ke wilayah Indonesia, tidak kembali.

-

Itu baru kapal China. Belum lagi kapal-kapal dagang Belanda (VOC), Inggris, Portugis dan Spanyol, yang tentu tak terhitung jumlahnya karam mulai dari perairan Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan bagian timur Indonesia, yang sejak zaman dulu, menjadi daerah lalu-lintas kapal yang relatif padat. Perairan Indonesia padat dan ramai dilayari kapal-kapal dagang karena posisi Indonesia yang strategis, yang terletak di antara dua benua dan dua samudera, dan juga karena Indonesia kaya bahan rempah-rempah.


-

HARTA KARUN DI PERAIRAN CIREBON SENILAI RP. 720 MILIAR DILELANG

-

Pemburu harta karun asal Belgia, Luc Heymans, memegang vas besar yang langka dari Dinasti Liao (907-1125) yang dipajang di sebuah ruang pamer di Jakarta Selatan pada 28 April 2010 lalu.

-

Ribuan potong batu permata, rubi, emas, dan keramik Kerajaan Tiongkok, serta perkakas gelas Kerajaan Persia yang ditemukan dari bangkai kapal berusia 1.000 tahun di perairan Cirebon, Jawa Barat, senilai lebih kurang Rp 720 miliar dilelang di Jakarta, Rabu (5/5/2010).

-

Luc Heymans (asal Belgia), seorang pemburu harta karun bawah laut bersama timnya yang mengangkut harta karun tersebut, mengatakan bahwa itu merupakan temuan terbesar di Asia yang setara dengan temuan harta kapal jenis Galeon Spanyol Atocha yang tenggelam di perairan Florida, Amerika Serikat, tahun 1622, yang menggegerkan dunia. Demikian disebutkan kantor berita AFP, Minggu. Harta karun di perairan Cirebon itu semula ditemukan tersangkut jaring nelayan.

-

Temuan ini berasal dari sekitar tahun 976 Masehi. Ketika itu, perdagangan dan pelayaran antara Jazirah Arab-India-Sumatera dan Jawa sangat ramai,” tutur Heymans.

-

Menurut Heymans, diduga ada pejabat tinggi Kerajaan Tiongkok yang menumpang kapal bermuatan harta karun yang ditemukan itu. Pasalnya, kapal yang belum diketahui namanya itu memuat banyak keramik khusus milik Kerajaan Tiongkok.

-

Heymans dan tim menyelam sebanyak 22.000 kali untuk mengangkut harta dengan jumlah 11.000 mutiara, 4.000 rubi, 400 safir merah, dan 2.200 batu akik merah. Selain itu, ditemukan pula vas terbesar dari Dinasti Liao (907-1125 Masehi) dan keramik Yue dari era lima dinasti (907-960) dengan warna yang khusus digunakan untuk perkakas kekaisaran. Harta karun itu diangkat dari dasar laut sejak Februari 2004 hingga Oktober 2005.

-

Hasil pelelangan benda berharga itu diharapkan mencapai 100 juta dollar AS, dibagi rata antara pemerintah dan perusahaan yang melakukan eksplorasi. Pengangkatan benda berharga muatan kapal tenggelam di Cirebon yang berlangsung sejak Februari 2004 hingga Oktober 2005 itu dilakukan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera bekerja sama dengan Cosmix Underwater Research Ltd dengan izin Pemerintah Indonesia. (Sumber: Kompas.com).

-

KOMPAS/LASTI KURNIA

Anggota staf pelaksana lelang melakukan persiapan tahap akhir atas benda muatan kapal tenggelam (BMKT) yang diangkat dari bangkai kapal Tiongkok yang tenggelam di perairan Cirebon. BMKT tersebut telah ditata rapi untuk dapat dilihat calon peserta lelang di sebuah gudang penyimpanan di Jakarta Selatan, Senin (3/5/2010).

-

-

KOMPAS/LASTI KURNIA

Staf pelaksana lelang melakukan persiapan tahap akhir, pada benda muatan kapal tengelam dari bangkai kapal di perairan Cirebon yang telah ditata rapi untuk dapat dilihat calon peserta lelang di sebuah gudang penyimpanan di Jakarta, Senin (3/5/2010).

-

-

MICHAEL HATCHER, PENJARAH HARTA KARUN PERAIRAN NUSANTARA

-

Michael Hatcher, pemburu harta karun, sedang memamerkan keramik-keramik kuno hasil jarahannya dari kapal Cina, Tek Sing yang tenggelam di perairan Indonesia. Ia memamerkannya di Japan National Press Cub, Tokyo, tahun 2005 (Reuters),

-

Michael Hatcher, adalah seorang pemburu harta karun, lahir di York, Inggris tahun 1940. Pada usia 14 tahun, ia pindah ke Australia. Perburuan harta karun pertamanya dimulai tahun 1970 dengan kapal tua yang direnovasi. Hatcher beraksi tahun 1981 di Malaysia.

-

Pada tahun 1985-1986, Hatcher menjarah harta karun dari kapal Geldermasen milik VOC yang karam pada tahun 1751 di Karang Heliputan, Tanjung Pinang, Hatcher mendapatkan 126 emas batangan dan 160 ribu benda keramik dinasti Ming dan Ching.

-

Harta karun Geldermalsen yang dijuluki “Harta Karun Nanking”’ itu disebut-sebut sukses meraup dana sekitar US$ 40 juta. Hasilnya dibagi tiga. Ketiga pihak yang mendapat pembagian keuntungan itu yakni, Hatcher sendiri, investor, dan pemerintah Belanda.
-

Tidak hanya itu, kemudian pada tahun 1999, Hatcher berhasil menemukan bangkai kapal Tek Sing yang tenggelam pada tanggal 6 Pebruari 1822 di perairan Kepulauan Bangka, Sumatera Selatan. Ia mengangkat sekitar 350 ribu keping keramik Tiongkok yang merupakan penemuan harta karun kapal Tiongkok yang paling besar yang pernah ditemukan waktu itu.

-

Keramik-keramik itu telah dilelang di Jerman pada tahun 2000 dengan nilai sekitar Rp. 180 miliar.

-

Sebelumnya, pemburu harta karun Michael Hatcher beraksi di perairan Blanakan, Subang, Jawa Barat. Hatcher mengincar ribuan porselen peninggalan dinasti Ming. Sebuah piring atau mangkuk porselen berharga US$ 10 hingga US$ 20 ribu. Nilai totalnya US$ 200 juta.
-

Hal ini terungkap dalam video promosi yang digunakan Hatcher untuk menarik minat para donatur di AS dan Eropa. Video tersebut menunjukkan aktivitas Hatcher di perairan Blanakan. Hatcher tampak memantau posisi kapal tenggelam dengan sonar, setelah itu dia menyelam ke laut. Beberapa pribumi tampak membantu Hatcher.

Video tersebut diputar
Konsorsium Penyelamat Aset Bangsa (KPAB) dalam jumpa pers di Hotel Sofyan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/4/2010).
-

Dalam video itu, Hatcher tampak menunjukan hasil buruannya. Beberapa piring dan mangkuk dibawanya naik ke kapal. Lalu dengan video bawah air, dia menunjukkan ribuan keramik yang belum berhasil diangkat. Jumlahnya ribuan.

-

Warga Australia itu sudah melakukan pencurian semenjak tahun 1980-an. Belakangan ini aksi pencuriannya dilakukan dalam laut di perairan laut Jawa, Ujung Pamanukan, Jawa Barat.
-

Menurut Luc Heymans (pengangkat harta karun dari bangkai kapal berusia 1.000 tahun di perairan Cirebon, Jawa Barat), Hatcher datang ke Indonesia lalu menjual, terus datang lagi, tidak bekerja sendiri baik di darat maupun di dalam laut. Kebebasan Hatcher beroperasi di Indonesia pasti didukung oleh banyak pihak.

Michael Hatcher